UMUS Brebes adakan konferensi internasional yang bertajuk “International Conference Science, Social, and Humanity 2024”, Kamis (19/12). Forum ini mempertemukan akademisi dan profesional dari Indonesia Prof. Dr. Ir. Pranoto, Prof. Norimune Kawai, Ph.D (Jepang) dan Dr. Bhanu Prakash Nuna (India) untuk membahas pendidikan dan pengembangan pembelajaran inklusi serta prospek kerja sama kedua negara.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi dengan Hiroshima University Japan dan RV University India. Selain bertujuan untuk memperkuat hubungan pendidikan dan penelitian antara Indonesia, Jepang dan India, konferensi ini juga membuka peluang bagi mahasiswa dan akademisi Indonesia untuk menjelajahi berbagai kesempatan studi dan riset di ketiga negara.
Dalam sambutannya, Rektor Dr. Roby Setiadi, S.Kom., M.M., menerangkan “UMUS saat ini menjalankan konsep baru dengan visi entrepreneur dan kearfian lokal yang berfokus mencetak profesional unggul di berbagai sektor dangan berbasis kearfian lokal.”
“Untuk mencapai visi tersebut, kolaborasi dengan berbagai universitas dan negara kami gencarkan, termasuk dengan Hiroshima University dan RV University. Kami sangat terhormat dengan terselenggaranya kegiatan konferensi internasional ini,” katanya.
Dalam acara yang juga diikuti delegasi tujuh universitas di Brebes dan Tegal ini, peserta diajak untuk membahas topik-topik strategis mengenai pendidikan bagi anak berkebutuah khusus serta peluang kerja sama internasional di masa depan.
Wadli, S.TP., M.Si selaku Wakil Rektor III bidang Kerjasama menjelaskan, sebagai salah satu universitas terkemuka di Jepang yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan dan penelitian internasional, Hiroshima University melihat banyak potensi untuk mempererat kerja sama akademik, riset, dan pertukaran budaya dengan universitas di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor I bidang Akademik Dr. Moh. Toharudin juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermaanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa di bidang kependidikan dan keguruan sehingga untuk terus mencapai unggul mahasiswa harus terus diberikan kegiatan yang dalam skala internasional dari menerima mahasiswa asing hingga menghadrikan pembicara asing.
“Selain Hiroshima University, kami juga mempersiapkan pendidikan pra-universitas bagi mahasiswa yang berasal dari luar, seperti kemampuan bahasa hingga bagaimana bernegosiasi dan berkomunikasi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya,” terang Dr. M. Toha.
Peserta dari berbagai universitas secara antusias mengajukan pertanyaan dalam konferensi. Tak kalah seru, diadakan permainan interaktif untuk memberikan wawasan serta pengalaman praktis kepada para peserta mahasiswa. (Humas)