Universitas Muhadi Setiabudi

UMUS Brebes Ubah Limbah Sekam Padi Luwungragi Jadi Briket Energi Terbarukan dan Peluang Ekonomi

Desa Luwungragi, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, menjadi tempat kolaborasi antara dunia pendidikan dan masyarakat dalam menghadirkan solusi energi ramah lingkungan. Melalui program “Produksi Briket dari Sekam Bakar sebagai Sumber Energi Terbarukan”, tim dosen dan mahasiswa Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes berupaya memberdayakan masyarakat desa dengan memanfaatkan limbah pertanian yang selama ini terbuang percuma.

Program ini dipimpin oleh Nasiruddin, S.Ag., M.M., dosen ketua sekaligus penggerak pemberdayaan masyarakat. Bersama tim yang terdiri dari dosen anggota yaitu Wadli, S.TP., M.Si dosen Teknologi Pangan dan Dumadi, S.Mn., M.M dosen Akuntansi beserta mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu dari prodi Akuntansi, Manajemen, dan Agribisnis.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan pendanaan dari KEMDIKTISAINTEK skema BEM Berdampak . Melalui pendekatan edukatif dan aplikatif, tim hadir untuk memberikan pelatihan teknis sekaligus pendampingan usaha kepada warga Desa Luwungragi.

Mengubah Limbah Jadi Berkah

Sebagai salah satu sentra penghasil padi di wilayah Brebes, Desa Luwungragi menghasilkan sekam padi dalam jumlah besar setiap musim panen. Sayangnya, sebagian besar sekam tersebut dibakar begitu saja, menimbulkan polusi udara dan membuang potensi energi. Dari kondisi itulah, muncul ide untuk mengolah sekam menjadi briket arang sekam, bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.

Melalui pelatihan ini, mahasiswa dikenalkan pada proses pembuatan briket mulai dari pengeringan, karbonisasi, penggilingan, pencampuran, hingga pencetakan dan pengeringan akhir. Kegiatan ini juga memperkenalkan alat teknologi tepat guna, seperti Tungku Karbonisasi Sekam Modular (TKSM) dan Pencetak Briket Sekam Otomatis Skala Rumah Tangga (PBS-ART).

Dampak Nyata di Masyarakat

Melalui pendampingan berkelanjutan, warga kini mampu memproduksi briket secara mandiri dengan kualitas yang stabil. Produk hasil pelatihan diberi label “Briket Sekam Tani Subur”, sebagai identitas lokal Desa Luwungragi. Selain menjadi solusi pengelolaan limbah, usaha ini juga mulai membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama bagi peserta PKBM dan kelompok tani setempat.

“Tujuan kami bukan hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi menanamkan nilai kemandirian dan keberlanjutan. Kami ingin masyarakat dapat mengelola sumber daya yang ada menjadi potensi ekonomi yang terus berkembang,” ujar Nasiruddin, M.M.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan teknis masyarakat. Kapasitas produksi briket meningkat hingga lima kali lipat dibanding sebelumnya, dan produk yang dihasilkan telah mulai dipasarkan di desa-desa sekitar. Selain itu, masyarakat kini lebih memahami pentingnya energi terbarukan dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Menuju Desa Mandiri Energi

Program ini tidak berhenti pada tahap pelatihan. Tim UMUS juga menyiapkan strategi pemasaran digital dan pembentukan kelompok usaha bersama agar produksi briket dapat berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, Desa Luwungragi kini bergerak menuju desa mandiri energi, memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber daya baru.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara kampus, masyarakat, dan pemerinta dapat melahirkan inovasi sederhana yang berdampak besar — mengubah limbah menjadi energi, dan pengetahuan menjadi kesejahteraan. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Penerimaan Mahasiswa Baru 2025