
Dosen dan Wakil Rektor 1 Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Dr. Moh Toharudin, M.Pd, menjadi narasumber dalam Workshop Pembelajaran Mendalam dalam Digitalisasi Proses Pendidikan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dalam mengoptimalkan teknologi digital untuk proses belajar mengajar yang lebih efektif dan interaktif.
Workshop yang diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia bekerjasama dengan DPR RI Komisi X H. Agung Widiantoro, S.J., M.Si diikuti oleh ratusan peserta darivkepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar pada Selasa, 16 September 2025.
Dalam paparannya, Dr. Moh Toharudin, M.Pd menyampaikan materinya secara komprehensif bagaimana integrasi pembelajaran mendalam dalam pengertian pedagogisnya dapat diterapkan dalam proses digitalisasi pendidikan di sekolah dasar. Pembelajaran mendalam di sini tidak hanya merujuk pada teknologi AI, tetapi juga pada metode pengajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif, melampaui sekadar menghafal.
Sistem pendidikan tradisional sering kali berfokus pada pembelajaran dangkal (surface learning), di mana siswa hanya menghafal fakta dan konsep tanpa pemahaman yang mendalam. Akibatnya, mereka kesulitan menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi dunia nyata. Hasil PISA (Programme for International Student Assessment) Tahun 2018 menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan), yang mengindikasikan perlunya pergeseran paradigma pembelajaran.
Digitalisasi pendidikan di sekolah dasar bukan hanya tentang menyediakan perangkat teknologi, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem belajar yang adaptif, personal, dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21. Dalam konteks ini, pembelajaran mendalam menawarkan kerangka kerja pedagogis yang kuat untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dengan mengintegrasikan teknologi digital, guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menumbuhkan keterampilan esensial seperti pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi.
Konsep Pembelajaran Mendalam dan Digitalisasi
Secara konseptual, istilah pembelajaran mendalam memiliki dua makna yang berbeda namun saling terkait:
Pendekatan Pedagogis: Ini adalah makna yang ditekankan dalam konteks pendidikan. Pembelajaran mendalam adalah kerangka pembelajaran yang dirancang untuk mendorong siswa agar berpikir secara kritis dan analitis. Tujuannya adalah agar siswa mampu menghubungkan konsep dengan pengalaman pribadi, mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks baru, dan menjadi pembelajar seumur hidup. Hal ini mencakup pembelajaran bermakna (meaningful learning), pembelajaran penuh perhatian (mindful learning), dan pembelajaran kolaboratif.
Teknologi AI: Dalam ranah kecerdasan buatan, pembelajaran mendalam (deep learning) mengacu pada algoritma yang mampu menganalisis data dalam jumlah besar dan belajar dari pola-pola yang kompleks, mirip cara kerja otak manusia. Sistem ini dapat digunakan untuk personalisasi pembelajaran, deteksi dini kesulitan belajar, dan otomatisasi evaluasi (Saputra, 2025).
Integrasi kedua konsep ini dalam digitalisasi pendidikan menciptakan sinergi yang kuat. Teknologi AI dapat berfungsi sebagai alat untuk memfasilitasi pendekatan pembelajaran mendalam, misalnya melalui sistem personalisasi yang menyajikan materi sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar siswa.

Manfaat Integrasi di Sekolah Dasar
Penerapan pembelajaran mendalam yang didukung oleh digitalisasi dapat memberikan berbagai manfaat signifikan di sekolah dasar: Personalisasi Pembelajaran: Sistem berbasis AI dapat menganalisis data kinerja siswa dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan mereka. Misalnya, jika seorang siswa kesulitan dengan konsep pecahan, sistem dapat secara otomatis merekomendasikan latihan interaktif atau video penjelasan tambahan. Ini memungkinkan setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhannya, bukan dengan pendekatan satu ukuran untuk semua.
Peningkatan Keterampilan Abad ke-21: Pembelajaran mendalam mendorong proyek-proyek yang membutuhkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Dengan memanfaatkan perangkat digital seperti papan tulis interaktif, aplikasi kolaborasi, dan platform berbasis proyek, siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah kompleks.
Hal ini selaras dengan upaya pemerintah untuk mendorong kemampuan literasi dan numerasi.
Akses ke Sumber Belajar yang Lebih Kaya: Digitalisasi membuka pintu bagi siswa untuk mengakses berbagai sumber daya digital, seperti video edukasi, simulasi interaktif, dan tur virtual. Hal ini membuat materi pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami.
Analisis Data Real-Time: Platform digital menyediakan wawasan berharga bagi guru tentang kemajuan siswa. Guru dapat memantau kinerja, mengidentifikasi pola kesulitan, dan menyesuaikan strategi pengajaran secara real-time.
Tantangan dan Rekomendasi
Meskipun menjanjikan, integrasi pembelajaran mendalam dalam digitalisasi pendidikan di sekolah dasar menghadapi sejumlah tantangan: (1) Kesenjangan Akses Teknologi dan Infrastruktur: Tidak semua sekolah, terutama di daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan koneksi internet yang stabil. Kondisi ini dapat memperburuk kesenjangan pendidikan; (2) Kesiapan dan Kompetensi Guru: Banyak guru memiliki pemahaman yang terbatas tentang konsep pembelajaran mendalam, baik secara pedagogis maupun teknologis. Kurangnya pelatihan yang memadai menjadi hambatan utama dalam implementasi yang sukses; (3) Privasi dan Keamanan Data: Penggunaan teknologi yang mengumpulkan data siswa menimbulkan isu privasi yang serius. Diperlukan kebijakan dan protokol yang ketat untuk melindungi informasi pribadi siswa dari penyalahgunaan.
Implikasi
Integrasi pembelajaran mendalam dalam digitalisasi proses pendidikan di sekolah dasar adalah langkah transformatif yang sangat potensial untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendekatan ini dapat membantu siswa berkembang dari sekadar “pembelajar dangkal” menjadi “pembelajar mendalam” yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, sekolah dan guru.