
Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan dengan menyelenggarakan Seminar Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT).
Kegiatan yang terselenggara atas permintaan peserta ini, bekerja sama dengan LLDikti Wilayah VI dan bersinergi dengan anggota DPR RI Komisi X, Agung Widyantoro, S.H., M.Si, sukses digelar di Kedai Musim Semi, Brebes, pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Seminar ini dihadiri oleh civitas akademika UMUS dan tokoh-tokoh penting, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta memberikan panduan praktis mengenai pencegahan dan penanganan kasus kekerasan di lingkungan pendidikan tinggi.
Acara dimulai tepat pukul 07.30 WIB dengan registrasi dan dibuka pada pukul 08.30 WIB. Setelah pembukaan dan menyanyikan lagu kebangsaan, acara inti diawali dengan paparan dari Keynote Speaker, H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si., Anggota DPR RI Komisi X (Bidang Pendidikan, Olahraga, Sains dan Teknologi). Ia menyampaikan pentingnya peran legislatif dalam mendukung kebijakan anti-kekerasan di kampus.

Materi seminar dilanjutkan dengan:
Materi 1: Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi, disampaikan oleh Wakil Rektor III UMUS (Bidang Kemahasiswaan), Bapak Muhammad Hasdar, S.Pt., M.Sc., PhD.
Materi 2: Penyikapan Kekerasan dan Kebijakan Pendidikan Tinggi, disampaikan oleh perwakilan dari Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi).
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini diakhiri dengan sesi penutupan, pemberian cenderamata, dan foto bersama.
Rektor UMUS, Dr. Roby Setiadi, S.Kom., M.M., menegaskan bahwa isu kekerasan harus ditangani secara fundamental, dimulai dari pembentukan karakter mahasiswa.
“Sebagai Rektor, saya menegaskan bahwa pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan kampus adalah harga mati dan merupakan prioritas utama. Kita harus kembali menanamkan karakter dan kearifan lokal, karena lunturnya nilai-nilai inilah yang kerap menjadi akar masalah. UMUS bertekad menciptakan ekosistem pendidikan yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga berintegritas, bebas dari segala bentuk bullying, pelecehan, dan kekerasan. Perlindungan terhadap mahasiswa adalah tanggung jawab institusi,” tegas Dr. Roby Setiadi.
Anggota DPR RI Komisi X, H. Agung Widyantoro, S.H., M.Si., menyoroti pentingnya sinergi antara kebijakan pusat dan implementasi di tingkat kampus. “Kami di Komisi X DPR RI terus mendorong agar seluruh perguruan tinggi, termasuk di LLDikti Wilayah VI, segera membentuk dan mengaktifkan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPKPT). Komitmen ini adalah kunci. Kampus harus menjadi ruang yang aman dan nyaman, di mana mahasiswa bisa belajar dan berkreasi tanpa rasa takut akan intimidasi atau kekerasan. Kami mengapresiasi UMUS yang proaktif menyelenggarakan kegiatan ini,” kata Agung Widyantoro.

Wakil Rektor III UMUS, Muhammad Hasdar, S.Pt., M.Sc., PhD., turut memperkuat komitmen ini dengan menjelaskan peran seminar sebagai langkah nyata kampus.
“Seminar ini bukan sekadar formalitas, namun upaya serius untuk membekali civitas akademika UMUS dengan pengetahuan dan prosedur yang benar dalam mencegah, melaporkan, dan menangani setiap bentuk kekerasan, sesuai dengan peraturan terbaru dari Kemendikbudristek,” ujar Muhammad Hasdar.
Dari pihak regulator, yang diwakili oleh LLDikti Wilayah VI, menyampaikan bahwa pencegahan kekerasan merupakan prioritas nasional dalam ekosistem pendidikan tinggi.
“LLDikti Wilayah VI berkomitmen penuh mengawal implementasi Permendikbudristek terkait PPKPT di seluruh perguruan tinggi swasta di wilayah kami. Kekerasan, dalam bentuk apa pun, tidak memiliki tempat di kampus. Perguruan tinggi harus proaktif, cepat tanggap, dan berani mengambil tindakan tegas untuk melindungi korban dan memberikan sanksi bagi pelaku,” demikian pernyataan dari perwakilan LLDikti Wilayah VI yang disampaikan sebelumnya dalam konteks program serupa.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh civitas akademika UMUS untuk bersama-sama menciptakan budaya kampus yang inklusif, humanis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai anti-kekerasan.